Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah Klaim Indonesia Masuk Endemi Covid-19, IDI: Hati-Hati

Pemerintah Klaim Indonesia Masuk Endemi Covid-19, IDI: Hati-Hati PPKM Level 1 di Jabodetabek. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah tetap hati-hati dan waspada terhadap penularan Corona. Permintaan ini merespons klaim pemerintah bahwa Indonesia sudah memasuki fase endemi Covid-19.

"Hati-hati dan tetap waspada," kata Ketua Satgas Covid-19 IDI, Erlina Burhan saat dihubungi merdeka.com, Kamis (22/12).

Erlina mengingatkan endemi bukan berarti Covid-19 telah hilang. Penularan Covid-19 masih akan terjadi hanya level transmisinya melandai.

Orang lain juga bertanya?

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan ini juga mengingatkan, bila penularan Covid-19 tak bisa dikontrol, peluang munculnya varian baru sangat besar. Varian baru Covid-19 bisa mempengaruhi status endemi Covid-19.

Erlina mengatakan, di tengah endemi upaya melindungi diri dari Covid-19 masih harus dilakukan. Misalnya, tetap menerapkan protokol kesehatan menggunakan masker dan rutin mencuci tangan bila berada di tengah keramaian.

"IDI tetap meminta pemerintah agar meningkatkan cakupan vaksinasi booster," imbuhnya.

RI Masuk Fase Endemi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, Indonesia sudah berstatus endemi Covid-19. Klaim ini merujuk pada indikator endemi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali ini menyebut, dalam setahun terakhir transmisi Covid-19 di Indonesia melandai. Kondisi ini seharusnya bisa mengubah status pandemi menjadi endemi Covid-19.

"Kami sudah laporkan ke bapak presiden mengenai kesiapan terutama tentu sudah hampir 1 tahun Indonesia landai. Artinya berdasarkan kriteria dari WHO di level 1 dan itu sudah 12 bulan artinya secara negara sebetulnya kita sudah masuk pandeminya sudah berubah menjadi endemi," ujar Airlangga di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/12).

Ketua Umum Golkar ini memaparkan, saat ini level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selalu di level 1. Kasus harian pun selalu di bawah angka 2.000.

Menurut Airlangga, pemerintah akan mempersiapkan penggantian status dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Dasar perubahan status pandemi akan merujuk pada hasil sero survei antibodi.

"Tentu masih ada persiapan yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan antara lain sero survei tapi ya Insya Allah ini bisa dilakukan," ujar Airlangga.

Endemi Ditentukan WHO

Pakar kesehatan Tjandra Yoga Aditama menilai klaim pemerintah bahwa Indonesia masuk fase endemi Covid-19 tidak tepat. Menurut Tjandra, penentuan status endemi Covid-19 diputuskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Bukan ditentukan masing-masing negara.

"Pernyataan pandemi dimulai dibuat oleh WHO, dan pernyataan pandemi berhenti juga oleh WHO," kata Tjandra kepada merdeka.com, Rabu (21/12).

Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman sependapat dengan Tjandra. Dia menegaskan status endemi Covid-19 diputuskan secara global.

"Kapan (pandemi Covid-19) berakhir itu sangat tergantung pada kondisi di negara lain," ucapnya," kata dia.

Dia mengatakan, endemi Covid-19 bersifat dinamis. Belajar dari wabah sebelumnya, endemi terus bergerak mengikuti penularan. Jika penularan meningkat di berbagai negara, status endemi bisa naik menjadi pandemi.

"Menurut saya, hati-hatilah dalam konteks endemi ini. Bagaimana pun endemi itu bukan berarti baik," kata Dicky.

Dicky mengaku khawatir klaim pemerintah Indonesia sudah memasuki endemi bermuatan politis. Imbasnya, penanganan Covid-19 melemah dan kesadaran masyarakat untuk menekan penularan merosot.

"Khawatir saya ini mengarah ke pengabaian, kelemahan atau penurunan mitigasi.

Indikator Endemi Covid-19

Dicky mengatakan, WHO belum memutuskan dunia sudah memasuki endemi Covid-19. Sebab, hingga saat ini, situasi Covid-19 belum memenuhi kriteria endemi.

"Secara kriteria memang belum terpenuhi," ujarnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut ada lima kriteria endemi Covid-19 berdasarkan rekomendasi WHO. Lima kriteria itu meliputi kasus terkonfirmasi positif, keterisian rumah sakit rujukan, kasus kematian, vaksinasi, dan angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19.

"Kalau kita bisa memenuhi ketiga kriteria ini sekaligus, antara 3 sampai 6 bulan berturut-turut dari sisi kesehatan, itulah indikator bahwa kita sudah bisa masuk ke endemi," katanya saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (23/3).

Berikut lima indikator endemi Covid-19:

1. Kasus terkonfirmasi positif 20/100.000 penduduk per minggu2. Keterisian rumah sakit rujukan 5/100.000 penduduk per minggu3. Kasus kematian 1/100.000 penduduk per minggu4. Vaksinasi dosis lengkap 70 persen dan vaksinasi lansia 70 persen5. Angka reproduksi efektif (Rt) di bawah 1

Kondisi Covid-19 di Indonesia per 19 Desember 2022:

1. Kasus terkonfirmasi positif 3,78/100.000 penduduk per minggu2. Keterisian rumah sakit rujukan 0,64/100.000 penduduk per minggu3. Kasus kematian 0,06/100.000 penduduk per minggu4. Vaksinasi dosis lengkap 74,8 persen dan vaksinasi lansia 70,42 persen5. Angka reproduksi efektif (Rt) di bawah 1.

(mdk/tin)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan
Varian Covid Eris Masuk Indonesia: Gejala Pilek, Sakit Tenggorokan hingga Kelelahan

Mohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi
Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, IDI Minta Masyarakat Pakai Masker Lagi

PB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran

Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia
Teken Perpres, Jokowi Akhiri Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia

Presiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya